46166_64753_Around 3 CSRSebanyak 95 mahasiswa peserta program Campus Social Responsibility (CSR) berkumpul di Convention Hall, Jalan Arief Rahman Hakim, akhir pekan (20/8).Mereka mengikuti evaluasi rutin yang digelar Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya. Peserta juga mendapat pelatihan dari Kepala Kompartemen Metropolis Jawa Pos Doan Widhiandono.Doan menyampaikan materi yang cukup beragam. Salah satunya, cara membuat laporan yang menarik. Doan menilai, banyak orang kurang menyadari arti laporan.”Mereka menganggap laporan sekadar gambaran apa yang dilakukan,” katanya. Padahal, laporan bisa menjadi bahan promosi dan ajakan. Bukan sekadar informasi.

Laporan yang menarik akan membuat orang penasaran. Dengan begitu, orang tertarik untuk lebih tahu tentang CSR.”Nah, di sini peserta CSR harus mampu membuat laporan yang menarik,” ujar pria yang akrab disapa Dos itu.Laporan juga tidak hanya berbentuk lembaran kertas yang disampaikan kepada dinsos. Bisa juga berbentuk data yang diunggah ke media sosial.

Misalnya, kegiatan salah seorang peserta muncul di Facebook. Idealnya, mahasiswa mampu memberikan tampilan yang menarik.

Dengan begitu, orang yang melihat tampilan Facebook akan tertarik. ”Itu pentingnya laporan yang menarik,” katanya.

Acara tersebut juga menjadi ajang curhat bagi mahasiswa yang menjadi pendamping adik asuh. Mereka menyampaikan kendala di lapangan. Satu per satu keluhan muncul.

Misalnya soal kesulitan dana untuk membeli seragam. ”Keluhan itu kami tampung,” ujar Direktur Program CSR Dinsos Atiyun Najah Indhira.

Dia memberikan apresiasi luar biasa kepada para mahasiswa peserta CSR. Kendati menemui banyak kendala di lapangan, mereka tetap bersemangat.

Para mahasiswa itu memberikan pendampingan kepada adik asuh untuk kembali ke sekolah. Tentu ada cara dan trik yang mereka gunakan untuk merayu adik-adiknya tersebut.

Cara itu tidak pernah diajarkan secara detail. Mahasiswa memiliki cara tersendiri. Hasilnya, mereka mampu menjadi kakak yang baik bagi adik asuh masing-masing.

CSR merupakan program dinsos yang diadakan dengan Jawa Pos. Program tersebut bertujuan mengentaskan anak putus sekolah dan rawan putus sekolah.

Dinsos juga menggandeng kampus negeri dan swasta. Berkat program CSR, ratusan anak putus sekolah bisa kembali mengenyam pendidikan.

Evaluasi merupakan bentuk perhatian dinsos kepada para kakak damping. Mereka harus mendapat dorongan agar tetap bersemangat membina adik asuh.

”Karena itu, kami sangat peduli dan terus memberi dorongan kepada mereka,” ucap perempuan yang akrab disapa Ayun itu. (riq/c11/oni/sep/JPG)