Perusahaan di Sidoarjo yang jumlahnya mencapai ribuan tidak sebanding dengan penyaluran Coorporate Social Responsibility (CSR) untuk dunia pendidikan.Hingga  kini hanya 51 perusahaan kelas menengah dan atas yang menyalurkannya. Sesuai data Dinas Pendidikan Kabupaten (Dindik) Sidoarjo selama 2013 hanya sekitar 51 perusahaan  yang menyalurkan CSR untuk pendidikan. Bantuan dari perusahaan itu di antaranya berupa beasiswa, peralatan sekolah dan kebutuhan siswa.

Kepala Dindik Sidoarjo Ir Agoes Boedi Tjahjono terus mengimbau agar perusahaan lebih peduli dengan dunia pendidikan, terutama terhadap siswa atau sekolah yang ada di lingkungan perusahaan.

“Dinas juga berkomunikasi dengan perusahaan agar mau menyalurkan CSR-nya untuk pendidikan,” ujanrnya.

Agoes mengakui, untuk tahun ini ada peningkatan perusahaan yang menyalurkan CSR untuk pendidikan. Tahun sebelumnya ada sekitar 36 perusahaan tapi kini telah mencapai 51 perusahaan.

“Mudah-mudahan tahun depan lebih banyak lagi perusahaan yang menyalurkan CSR-nya untuk pendidikan,” ungakpnya.

Menurutnya, beberapa waktu lalu sudah ada Peraturan Daerah (Perda) CSR yang kini tinggal menunggu keluarnya Peraturan Bupati (Perbup). Dalam Perda itu diatur porsi CSR perusahaan yang dialokasikan untuk pendidikan. Pemerintah sendiri sebenarnya sudah memberikan Biaya Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan paket bantuan lainnya.

“Kalau ada bantuan dari perusahaan justru meringankan beban masyarakat,” jelasnya.

Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo H Mahmud, menjelaskan perusahaan sebenarnya harus peduli dengan lingkungan pendidikan sekitar. Pasalnya, warga sekitar yang kurang mampu sangat butuh bantuan dari perusahaan.

“Seharusnya perusahaan jangan mementingkan pribadi tapi hasilnya juga diberikan kepada warga sekitar.