Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) perwakilan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara menyimpulkan bahwa realisasi program corporate social responsibility (CSR) perusahaan migas (K3S) khususnya yang beroperasi di wilayah Kabupaten Sumenep sepanjang tahun 2015 sangat rendah.”Tidak ada yang 100 persen,” kata Humas SKK Migas Jabanusa Fatah Yasin pada Kamis, 5 November 2015.Fatah Yasin mencontohkan, realisasi CSR sepanjang Januari hingga Oktober 2015 PT Kangean Energy Indonesia (KEI) yang mengelola Blok Pagerungan dan Terang Sirasun Batur (TSB) baru mencapai 78 persen. PT Santos (offshore) yang mengelola Blok Maleo dan Blok Peluang baru 28 persen.” Husky-Cnooc Madura Ltd (HCML) yang mengelola Blok Madura Strait, CSR-nya masih dalam proses karena meski telah eksplorasi namun belum berproduksi,” ujar dia.Rendahnya realisasi CSR, ungkap Yasin, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu yang besar pengaruhnya adalah penurunan harga minyak dunia yang tidak menguntungkan. Kondisi itu memaksa perusahaan migas harus merevisi anggaran program yang telah dicanangkan sebelumnya.
Jika sampai tutup tahun 2015 realisasi CSR tidak juga mencapai 100 persen, Yasin mengatakan, sisa program harus dimasukkan dalam program CSR tahun depan tanpa mengurangi program CSR di tahun tersebut. “Program CSR tidak boleh bertampang-tindih dengan program pemerintah daerah,” tegas dia.
Catatan Tempo, selain PT Santos, Kangean Energy Indonesia, dan HCML, ada 4 perusahaan migas lain yang beroperasi di Sumenep namun masih dalam tahap uji seismik dan eksplorasi. Empat KKKS tersebut adalah Petrojava North Kangean (PNK) mengelola blok North Kangean, Techwin Energi Madura Ltd mengelola blok North East Madura, Husky Anugerah Limited mengelola blok Anugerah dan South Saobi, serta Energi Mineral Langgeng (EML) mengelola blok South East Madura.
Tinggalkan Balasan