Pemerintah tidak mampu menangani pemulihan pasca-bencana erupsi Gunung Kelud sendirian. Dalam hal ini, pelaku bisnis dianggap dapat memaksimalkan dampak positif kehadirannya kepada masyarakat yang sedang mengalami bencana dan membutuhkan pertolongan dengan segera. Rasanya tidak berlebihan jika mengatakan Indonesia sebagai negeri 1001 bencana. Bagaimana tidak? Bencana dahsyat datang silih berganti melanda negeri yang bergelar Zamrud Khatulistiwa ini. Akibatnya, kerugian material akibat kejadian-kejadian itu mencapai hingga ribuan triliun rupiah. Belum lagi dengan kerugian yang tak mungkin dihitung dengan bilangan rupiah seperti kehilangan jiwa dan kecacatan.
Sangat jelas, tindakan pendekatan penurunan risiko bencana ke dalam kesiapan menghadapi, tanggapan atas, serta pemulihan pasca-bencana, tidak akan mampu ditangani sendirian oleh pemerintah. Nah, disinilah peran dunia bisnis menjadi penting.
Melalui program corporate social responsibility (CSR), perusahaan-perusahaan dianggap dapat memaksimalkan dampak positif kehadirannya kepada pemangku kepentingan yang spesifik, yaitu masyarakat yang sedang mengalami bencana dan membutuhkan pertolongan dengan segera.
Belum hilang dalam ingatan, salah satu bencana alam yang menimbulkan dampak yang cukup besar pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan adalah erupsi Gunung Kelud. Sedikitnya ribuan hektar lahan, baik pertanian maupun perkebunan rusak. Aktifitas perekonomian warga pun terganggu.
Seperti di Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri misalnya. Saat ini kondisi warga masih sangat memprihatinkan. Ya, letusan Gunung Kelud mau tidak mau membuat mereka harus meminta-minta. Hanya bertahan hidup saja yang bisa dilakukan, bukan mengembalikan ekonomi. Banyak warga yang terlilit hutang kepada bank lantaran saat letusan Gunung Kelud, seluruh tanaman ludes terkena abu vulkanik. Musnah semua. Padahal itu (pertanian) adalah hasil meminjam bank.
Atas kondisi yang terjadi di masyarakat, belum lama ini Trans Media peduli korban erupsi Gunung Kelud memberikan bantuan kepada kelompok tani Tani Mulyo. Bantuan yang diberikan berupa 10 traktor, 1 alat pembuat pupuk, 400 paket bahan pokok. Harapannya, bantuan yang diberikan bermanfaat dan lambat laun kehidupan masyarakat akan kembali normal.
Tidak hanya kerusakan lahan, erupsi Gunung Kelud juga merusak prasarana pendidikan dan prasarana kesehatan. Mencurahkan perhatian dan kepedulian kepada masyarakat korban letusan Gunung Kelud di masa-masa pemulihan paska bencana, Indosat turut melibatkan partisipasi donasi para pelanggan setianya dalam bentuk perbaikan sekolah dan kegiatan layanan kesehatan gratis melalui mobil klinik Indosat.
Bantuan senilai total Rp 132.866.124 yang disalurkan melalui Rumah Zakat ini merupakan donasi yang diperoleh dari para pelanggan melalui Program SMS Donasi untuk Kelud yang diluncurkan pada Maret 2014 lalu.
Bantuan-bantuan tersebut antara lain bantuan perbaikan sekolah yang merupakan progam pemenuhan buku perpustakaan serta alat tulis dan pemberian bahan material untuk renovasi sekolah yang rusak terkena dampak bencana. Adapun sekolah yang mendapatkan bantuan perbaikan infrastruktur ini adalah SD Kebunrejo I – Dusun Tegalrejo, SD Petung Ombo II – Dusun Petung Ombo, SD Margourip III – Desa Margourip, dan SMPN 1 Ngantang – Kab. Malang.
Selain itu ada juga program layanan kesehatan gratis melalui Mobil Klinik Indosat. Program ini berupa penyuluhan kesehatan, pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi warga korban bencana letusan gunung Kelud yang dipusatkan di 4 lokasi sekolah yaitu SD Kebunrejo I – Dusun Tegalrejo, SD Margourip III – Desa Margourip, SD Petung Ombo II – Dusun Petung Ombo dan SMPN 1 Ngantang – Kab. Malang.
Sebelumnya, saat bencana erupsi Kelud terjadi, Indosat juga telah melaksanakan kepedulian sosial dengan memberikan bantuan kepada masyarakat korban bencana berupa layanan kesehatan gratis Mobil Klinik Indosat, layanan mobile VSAT bersama anak perusahaan IM2, pembagian masker serta bantuan bahan-bahan kebutuhan pokok harian dan obat-obatan.
Mobil Klinik Indosat telah memberikan layanan kesehatan gratis bagi para pengungsi dengan beroperasi di dua kota di Jawa Timur yang terkena dampak erupsi yakni Kediri dan Malang, masing-masing di 2 lokasi pusat pengungsian di setiap kota. Sekitar 800 orang pengungsi mendapatkan manfaat dari layanan kesehatan ini.
Sementara layanan mobile VSAT IM2 hadir di beberapa pusat pengungsian untuk memberikan layanan telekomunikasi gratis kepada pengungsi dan masyarakat, sehingga mereka dapat tetap terhubung dengan sanak saudara dan keluarga lainnya untuk mengabarkan kondisi mereka. Layanan mobile VSAT IM2 ini juga menyediakan jaringan internet (WiFi) yang dimanfaatkan oleh para relawan untuk berkomunikasi guna mendukung tugas mereka membantu para pengungsi.
Tinggalkan Balasan