Jika saja setiap institusi bisnis serius dalam menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CRS) akan sangat meringankan beban masyarakat kecil, termasuk di antaranya sekolah-sekolah yang tidak mampu.“Bantuan CSR seperti ini sangat berarti bagi kami sekolah kecil,” kata Kepala Sekolah SD Imanuel Ministries Jobtar, di Salembaran Jaya, Kosambi (Dadap), Tangerang, Banten saat menerima kedatangan kedua Tim CSR dari PT Selamat Sempurna, Tbk, Sabtu (10/9).Para karyawan bagian akunting PT Selamat Sempurna melaksanakan CSR mulai Sabtu (3/9) di SD Imanuel.Mereka berjumlah lebih dari 20 karyawan bekerja keras memperbaiki ruang-ruang sekolah dari pagi sampai hampir gelap.
“Kami memperbaiki sekolah seperti mengecat tembok, memasang karpet, dan mengecat bangku,” kata Manajer Akunting PT Selamat Sempurna, Tbk Sumarni.
Mereka dibantu tukang untuk pekerjaan lain seperti memasang keramik tangga. Sumarni menambahkan, pihaknya juga membeli sejumlah meja dan kursi khususnya untuk guru.
Mereka juga membeli karpet untuk lantai sekolah. “Kami bekerja penuh semangat dari pagi sampai sore untuk membantu agar sekolah ini lebih nyaman buat belajar,” kata karyawan lain, Morin.
Tim CSR Selamat Sempurna sendiri datang lagi pada hari Sabtu (10/9) untuk mengecek dan menyelesaikan perbaikan SD Imanuel.
“Ini kami yang mengecat,” tambah Yunita sambil menunjuk ke tembok-tembok. Mereka juga membuatkan plafon.
Sebelumnya, bila anak-anak berlarian di lantai atas, debu rontok dari betonnya. Padahal di bawah untuk sekolah TK. Kini anak-anak 3TK tidak lagi kena debu karena tertahan plafon.
Memprihatinkan
Kondisi SD Imanuel sendiri sangat memprihatinkan. Menurut Ibu Guru Siska, sekolah yang berdiri tahun 2000 ini hanya memiliki 70 siswa dari TK sampai SD. “Kebanyakan murid tidak mampu,” tambah Jobtar.
Orangtua mereka banyak kerja serabutan seperti sopir, tukang memotong tali sandal, dan pemulung.
Sekolah hanya bertenaga pendidik lima guru SD termasuk kepala sekolah. Kepala sekolah pun juga harus mengajar karena kekurangan tenaga. Guru TK ada dua.
Gaji para guru sangat miris bila mendengar angka sebagaimana diungkapkan Jobtar. “Kalau mencari penghasilan di sini bukan tempatnya, tetapi kalau mau melayani di sini arenanya,” kata Jobtar.
Murid pun hanya membayar 25.000 rupiah sebulan. Itu pun banyak yang tidak mampu membayar. Meski begitu, tambah pria asal Mentawai itu, SD Imanuel tetap menerima.
Mereka setahun hanya diminta membayar 200.000 untuk segala kepentingan aktivitas. Ketika disampaikan bahwa semua itu tentu tidak cukup untuk operasional sekolah.
Lalu dari mana dana kekurangannya? Dia menjawab, “Ya dari bantuan seperti dari PT Selamat Sempurna, Tbk ini.
Kekurangan lain dari bantuan jemaat,” katanya. Kebetulan sekolah ini satu komplek dengan gereja. Jadi jemaat gereja juga banyak membantu.
Jadi, mestinya pemerintah mendorong secara lebih serius agar perusahaan-perusahaan berkomitmen menjalankan program CRS mereka seperti dilakukan PT Selamat Sempurna, Tbk ini agar makin banyak pihak yang terbantu seperti SD Imanuel yang sangat membutuhkannya.
Namun yang menggembirakan semangat belajar anak-anak sangat tinggi. “Saya kalau besar mau jadi guru,” kata Dira (kelas VI) yang ayahnya seorang sopir. wid/E-3
Tinggalkan Balasan