Forum Komunikasi Corporate Social Responsibility (CSR) terus bergerilya mendatangi satu per satu perusahaan di Balikpapan. Hal ini dilakukan untuk menghimpun data CSR dan me nyelaraskan dengan program pemerintah. Kemarin, mereka mendatangi PT Kutai Chip Mill (KCM) di Kariangau.Manager SSL MILL Kompleks, PT Kutai Chip Mill Arif Kurniawan dengan senang hati menjelaskan program-program CSR yang sudah dilakukan perusahaan. Dia menjelaskan, jumlah program CSR perusahaannya ada 15 jenis, dengan total anggaran mencapai Rp 749 juta. Dana tersebut digelontorkan pada 2016.Perusahaan yang terletak Jalan Teluk Waru RT 9, Kariangau, Balikpapan Barat berkontribusi menjadikan dua kampung. Yakni, Salok Cina RT 08 yang didiami 88 kepala keluarga (KK) berjumlah 300 jiwa dan Teluk Waru RT 09 dengan 130 KK dengan jumlah 450 jiwa sebagai kampung binaan.
“Komitmen ditunjukkan dengan berbagai upaya, hal utama yang kami lakukan ialah preventif fogging, pengobatan berkala warga di klinik, instalasi dan bantuan air bersih. Tidak hanya di darat, kami juga melakukan pemeliharaan pantai,” ucapnya.
Hal paling mendasar, ialah kontribusi KCM dalam perbaikan dan pengerasan jalan akses AMD dari jalan tol ke kampung. Agar memudahkan mobilitas masyarakat, biaya yang dikeluarkan hampir mencapai setengah dari jumlah anggaran CSR yaitu Rp 350 juta. Belum lagi revitalisasi jembatan Salok Baru sebagai akses utama keluar masuk warga senilai Rp 200 juta.
Yang tak kalah penting KCM telah memasang ribuan meter pipa dan satu sumur buatan bagi warga di RT 8 Salok Baru, karena air yang sulit didapatkan saat musim kemarau tiba. “Kami turut membantu pemerintah dalam pengembangan berupa perbaikan jalan, yang nantinya bakal kami serahkan kepada pemerintah sehingga jadi aset kota,” terangnya.
Wacana jangka panjang, KCM akan membangun block home industri. Yang akan menyerap tenaga kerja lokal agar lebih mandiri. Sebelumnya KCM memang telah menyediakan lima mesin jahit serta memanggil para instruktur untuk mengajari warga. Namun hasilnya belum memuaskan. Dirinya menilai, pemberian mesin jahit lebih baik ketimbang berupa uang.
“Dengan mesin jahit tersebut masyarakat dapat membuat masker dan sarung tangan yang kemudian kami beli. Selanjutnya tinggal dikembangkan, hanya saja dikarenakan satu dan hal lain jadi belum optimal,” ungkap Arif. “Kami ingin memberikan pancing agar masyarakat dapat memancing sendiri. Merasakan hasil kerja tanpa harus selalu bergantung pada perusahaan,” lanjutnya.
Mendengar hal tersebut, Kabid Kesejahteraan Rakyat dan Aparatur Bappeda, Murni, siap menjembatani permasalahan yang ada antara perusahaan dengan warga. Dan mendukung KCM untuk melakukan pemberdayaan melalui kesenian jahit itu. Ketua harian CSR Balikpapan Tatang Setyawan juga mengingatkan forum CSR Balikpapan sengaja dibentuk guna membangun kota secara bersama dan sifatnya bukan mengumpulkan dana.
“Kami hanya menghimpun program CSR dari seluruh perusahaan agar sama-sama berkontribusi bagi Balikpapan,” pungkas Tatang. (*/lil/rsh/k18)
Tinggalkan Balasan