Sebuah perusahaan akan berkembang dengan pesat apabila perusahaan tersebut memiliki komitmen yang seragam dalam mewujudkan visi dan misinya. Salah satu perusahaan jasa kepelabuhanan di Indonesia yang memiliki visi dan misi menjadi perusahaan terkemuka dan nomor satu dalam pelayanan adalah PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I Medan.Pelindo I yang mengelola Pelabuhan Belawan, Dumai, Belawan International Container Terminal, Tanjung Pinang, Lhokseumawe, Pekan Baru, Tanjung Balai Karimun, Sibolga, Tembilahan, Malahayati, Tanjung Balai Asahan, Kuala Tanjung, Sungai Pakning, Batam, dan Gunung Sitoli. Pelabuhan-pelabuhan tersebut terus berbenah dan berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau.
Ada banyak jasa kepelabuhanan yang ditawarkan Pelindo I kepada konsumen dalam negeri dan luar negeri. Seperti disampaikan Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana jasa yang ada saat ini tetap dimaksimalkan. Selain itu Pelindo I akan meningkatkan kapasitas dan kualitas pelabuhan-pelabuhan yang ada dibawah naungan Pelindo I dengan tetap menjaga kualitas layanannya.
Dalam laporan bertajuk Logistics Performance Index atau LPI yang dirilis World Bank, pada 2014, Indonesia berada pada peringkat ke-53. Dibandingkan 2012, peringkat Indonesia naik karena pada saat itu berada diposisi ke-59. Meski demikian, hingga tahun lalu Indonesia masih berada di bawah negara tetangga khususnya Singapura (5), Malaysia (25), dan Thailand (35).
Karenanya selain memperkuat fasilitas atau infrastruktur kepelabuhanan, manajemen Pelindo I juga berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau SDM. Dalam hal pengembangan SDM ini, perusahaan membangun sebuah budaya atau culture agar semua pegawai yang ada dilingkungan Pelindo I memiliki semangat tinggi untuk belajar dan menjadi yang terbaik.
Pembenahan ke dalam dan ke luar dilakukan dengan seimbang. Pembenahan ke dalam, seperti disampaikan Humas Pelindo I M. Eriansyah tersedia banyak program pengembangan SDM seperti pelatihan dan pendidikan bagi karyawan Pelindo I baik di dalam maupun ke luar negeri. Pembenahan keluar dilakukan dengan memaksimalkan peran humas dalam mewujudkan CSR (Corporate Social Responsibility) dan menjalin hubungan baik dengan media cetak maupun media elektronik.
CSR adalah komitmen dari perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Definisi lain, CSR adalah tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, di samping ekonomi.
CSR sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Di sini bottom lines lainnya selain finansial ada sosial dan lingkungan.
Internal dan Eksternal
Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya.
Mewujudkan hal ini peran Public Relation (PR) sangat penting, PR menjadi lini terdepan dalam mengomunikasikan segala sesuatu dengan pihak internal dan juga eksternal demi membangun citra yang positif atau baik atas perusahaan tersebut. Dalam hubungannya dengan CSR , PR adalah orang yang berperan dalam menjalin hubungan baik dengan masyarakat sehingga masyarakat akan menerima kebijakan– kebijakan perusahaan dengan baik.
Dalam konteks pembentukan citra perusahaan, di semua bidang pembahasan di atas boleh dikatakan PR terlibat di dalamnya, sejak fact finding, planning, communicating, hingga evaluation. Jadi ketika kita membicarakan CSR berarti kita juga membicarakan PR sebuah perusahaan, di mana CSR merupakan bagian dari community relations. Karena CSR pada dasarnya adalah kegiatan PR, maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah CSR.
Pelbagai kegiatan, peristiwa, bahkan kasus yang melibatkan kepentingan masyarakat semakin menuntut hadirnya pengelolaan public relations yang handal. Dalam kondisi dimana pemerintah dan masyarakat semakin terbuka serta kritis, faktor accountability setiap organisasi pun selalu menjadi permasalahan utama penampilan citra organisasi. Terlebih dalam situasi seperti sekarang ini peran PR menjadi sangat krusial. Peran PR dalam mencegah dan menanggulangi masalah internal dan eksternal sangatlah penting dan merupakan jawaban untuk pemecahan masalah yang ada.
Dari jelajah penulis terhadap website Pelindo I di inaport1.co.id beberapa fitur yang ditawarkan paling tidak sudah menjadi wakil dari perusahaan untuk memberikan informasi tentang keberadaan Pelindo I dan jasa yang ditawarkan. Peningkatan peran media massa melalui digital media untuk menciptakan brand perusahaan yang baik pun dimaksimalkan oleh Pelindo I. Untuk lebih memaksimalkan peran Humas dalam mengomunikasikan perusahaan, Pelindo I bisa menggunakan media sosial yang berkembang pesat.
Berdasarkan data dari berbagai sumber menyebutkan bahwa Indonesia masuk ke dalam lima peringkat pengguna media sosial terbanyak di dunia. Sementara data dari Webershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi, untuk wilayah Indonesia menyebutkan bahwa ada sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif. Sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam pengaksesannya per bulan dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile per harinya.
Membangun Brand
Pengguna Twitter, berdasarkan data PT Bakrie Telecom, memiliki 19,5 juta pengguna di Indonesia dari total 500 juta pengguna global. Twitter menjadi salah satu jejaring sosial paling besar di dunia sehingga mampu meraup keuntungan mencapai USD 145 juta.
Produsen di jejaring sosial adalah orang-orang yang telah memproduksi sesuatu, baik tulisan di Blog, foto di Instagram, maupun mengupload video di Youtube. Kebanyakan pengguna Twitter di Indonesia adalah konsumen, yaitu yang tidak memiliki Blog atau tidak pernah mengupload video di Youtube namun sering update status di Twitter dan Facebook.
Selain Twitter, jejaring sosial lain yang dikenal di Indonesia adalah Path dengan jumlah pengguna 700.000 di Indonesia. Line sebesar 10 juta pengguna, Google+ 3,4 juta pengguna dan Linkedlin 1 juta pengguna. Sangat disayangkan apabila perkembangan dan kemajuan teknologi internet ini hanya digunakan untuk sekadar update status atau juga saling menimpali komentar atau foto yang diunggah ke Facebook dan Twitter.
Peluang ini bisa dimanfaatkan Pelindo I dalam memaksimalkan peran Humas dan membangun citra perusahaan menuju perusahaan terdepan, terpercaya dan berkesinambungan. Membangun brand tak cukup hanya logo perusahaan atau iklan. Tapi brand berbicara tentang bagaimana sikap sebuah perusahaan, bagimana sebuah perusahaan bertingkah laku.
Dengan terkoneksi ke media sosial dan jaringan internet online, Pelindo I akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi tetang hal-hal baru, menjawab setiap pertanyaan yang muncul dan mengomunikasikan pelaksanaan CSR perusahaan kepada semua kalangan.
Pekerjaan Humas saat ini bukan lagi hanya menulis press release atau menjembatani pelaksanaan CSR perusahaan. Humas juga saat ini bisa dimaksimalkan dalam membangun brand perusahaan lewat media sosial, website dan keterpaduan informasi yang dikomunikasikan kepada media massa dan media elektronik.
Pelindo I yang mengelola jasa kepelabuhanan di Indonesia bagian barat, menyatakan kesiapannya dan optimis menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan diberlakukan pada tahun 2015.
Menurut Humas Pelindo I M Eriansyah, dengan diberlakukannya MEA, sejumlah kawasan di Indonesia bisa dengan leluasa melakukan interaksi ekonomi dengan kawasan lain antar negara ASEAN, sehingga menjadikan konektivitas antar negara dan kawasan sebagai kebutuhan semua Negara.
Dengan kesiapan ini, Humas Pelindo I harus memaksimalkan perannya dalam mengomunikasikan perusahaan kepada semua kalangan dan membangun brand serta citra perusahaan “Menjadi Nomor Satu di Bisnis Kepelabuhanan di Indonesia” dengan customer focus, integrity, professionalism dan teamwork (CIPTa). Semoga !
Tinggalkan Balasan