Jadwal Pelatihan CSR 2015 (klik disini)

biofarmaKegiatan utama Corporate Social Responsibility yang dilakukan PT Bio Farma hingga semester I/2015, yaitu melanjutkan program dengan target kemandirian kelompok dan masyarakat. Salah satunya menciptakan kemandirian masyarakat di sekitar Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi.Hal tersebut disampaikan Kepala Divisi CSR Bio Farma, R. Herry saat memberikan presentasi pada Media Workshop ‘School Of Vaccine For Journalist’ di Yogyakarta, Jumat (8/5/2015) kemarin. Penguatan serta pemberdayaan masyarakat pun menjadi prioritas agar kemandirian masyarakat dapat terwujud.“Penyaluran bantuan ini diprioritaskan untuk disalurkan kepada masyarakat yang berada di wilayah yang terdekat dengan perusahaan.Bio Farma pun mendukung pendaftaran Geopark ke UNESCO dan terlibat aktif dalam tim kerja Geopark Ciletuh yang dibentuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” terang Herry.

Tim Geopark Ciletuh sendiri melibatkan unsur pemerintah provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Perguruan Tinggi dari Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, Badan Geologi, dan perwakilan Kelompok Masyarakat yang memiliki ketertarikan dalam pengembangan Geopark. Peranan Bio Farma dalam program ini berkaitan dengan Bio-Diversity, Geo-Diversity dan Cultural Diversity serta pemberdayaan masyarakat di wilayah yang termasuk dalam Geopark Ciletuh.

“Sebagai persiapan, saat ini kami sedang membuat delinasi kawasan, dossier geopark ciletuh dan master plan dengan target bulan Juni 2015 masuk sebagai geopark nasional. Kami juga sudah menginformasikan dan meminta dukugan kepada PTRI Paris untuk UNESCO dalam rencana pengajuan GGN (Global Geopark Network),” ujar Herry.

Selain itu, Corporate Communications Bio Farma N. Nurlaela menambahkan, yang menjadi keahlian korporasi seperti di bidang pengelolaan air, lingkungan, udara, mengelola quality, pemuliaan, serta rekayasa DNA, direapkan dalam kegiatan CSR dalam bentuk solusi aplikatif kepada masyarakat. Baik desa binaan maupun UKM. Implementasi yang ril dari solusi yang diberikan, antara lain penerapan teknologi Biosecure untuk Mizumi Koi (Breeder terbaik Nasional), penerapan nano teknologi untuk Batik Pakidulan yang merupakan Batik ramah Lingkungan, serta peningkatan kualitas domba garut galur murni, serta beberapa binaan lainnya.

Selain itu, korporasi pun gencar melakukan konservasi seni dan pengembangan budaya Sunda melalui pembentukan komunitas kesenian Sunda, serta mewarnai dalam setiap kegiatan korporasi dengan aspek seni dan budaya yang kental. Baik internal hingga stakeholder perusahaan. Salah satunya contohnya yakni di lingkungan perusahaan dengan pembuatan leuit atau lumbung padi di area fasilitas makan karyawan.

“Kami memilih leuit karena memiliki kesamaan filosofi dengan vaksin seperti untuk keberlanjutan, kedaulatan dan persiapan(preparedness) jika terjadi wabah dan keperluan yang mendesak,” tegas Nurlaela.

Dalam menerapkan strategi CSR, pemerhati Komunikasi dan Komisaris Bio Farma, Ihsan Setiadi Latief menyebut, jika yang dilakukan bukan hanya sekedar charity. Namun semua program CSR terintegrasi dengan melakukan partnership dengan seluruh stakeholder terkait. Yang menjadi rujukan CSR Bio Farma sendiri mengacu pada ISO 26000 yang secara internasional menjadi pegangan paling mutakhir dan komprehensif. Dari sisi pelaporan (reporting), kegiatan CSR merujuk pada GRI (Global Reporting Index) versi G4.

“Semua standar internasional ini dijadikan pegangan karena Bio Farma menginginkan CSR bisa berkesinambungan. Selain memperhatikan keseimbangan triple P (profit, people, planet), Bio Farma juga harus menjalankannya sesuai P yang lain yakni prosedur,” pungkas Ihsan.