Pasar batubara masih belum bergeming, dan pelemahan harga batubara di pasaran masih terus terjadi. Hal tersebut ditandai dengan permintaan batubara yang terus menurun. Grafik harga batubara dari tahun 2012 hingga 2015 terus melemah dan berdampak pada melemahnya kinerja perusahaan dalam pencapaian target usaha yang telah ditetapkan.Ketika industri batubara dihadapkan pada kondisi sulit sehingga memaksa sebagian pelaku usaha kondisi gulung tikar dan banting setir, PT Adaro Indonesia tetap mengalokasikan dana CSR sebesar Rp 15.7 milyar untuk Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, meskipun alokasi CSR 2015 ini lebih rendah 11% dari alokasi CSR tahun 2014 lalu.
Faktor melemahnya harga batubara di pasaran menjadi berpengaruh terhadap upaya perusahaan untuk bertahan di masa sulit, termasuk menjadi penghambat perusahaan untuk berkontribusi lebih besar terhadap daerah.
Kondisi yang sulit membuat perusahaan merevisi pengembangan wilayah produksi, pemetaan potensi wilayah dan rancangan usulan program yang akan dilakukan dengan didasarkan pada tingkat kemampuan perusahaan.
“Banyak faktor yang menjadi alat pertimbangan dalam memutuskan kebijakan, termasuk tentang pentingnya menjaga komitmen kita dalam CSR. Di masa sulit sedemikian ini, Adaro masih mampu mengalokasikan dana CSR untuk Kabupaten Balangan dengan angka cukup tinggi. Kami tidak ingin kehilangan fokus menyiapkan masyarakat mandiri pada pasca tambang nanti,” ujar Idham Kurniawan, selaku CSR Department Head PT Adaro Indonesia.
Kendati sulit, Adaro memilih bertahan di jalur bisnis ini. Direksi Adaro berkeyakinan dapat menjadikan kesempitan ini sebagai peluang. “Kami dituntut jeli melihat setiap peluang, termasuk untuk fokus pada efisiensi,” tambah External Relations Division Head, PT Adaro Indonesia, Rizki Dartaman.
Di tahun 2015 ini lanjutnya, Adaro akan fokus pada tiga sektor utama, yakni operasi, biaya dan kepemimpinan. Pada sektor operasi, akan meningkatkan keunggulan operasional dengan tidak mentolerir kesalahan sekecil apapun supaya keandalan kompetitifnya bisnis batubaranya dapat terjaga.Kedua adalah sektor biaya, penghematan hal yang tidak lagi dapat dihindari supaya rasio keuangan perusahaan tetap sehat. Sektor-sektor yang dapat dilakukan penghematan, itu akan dilakukan.
Ketiga, tidak kalah penting adalah kepemimpinan. Faktor leadership ini menjadi sektor yang turut menentukan menghadapi tantangan di tengah melemahnya pasar batubara dunia.
Kepemimpinan yang kuat akan menjadikan Adaro sebagai perusahaan yang mampu melalui setiap rintangan ke depan.
Peningkatan produksi batubara Adaro hingga 2014 melambat, tidak lagi signifikan. Dari tahun 2012 hingga 2014 kenaikan produksi Adaro berkisar diangka rata-rata 8% per tahunnya.
Pada tahun 2012 Adaro membukukan produksi 47.186.828 ton, di tahun 2013 di angka 52.266.184 dan 55.321.427 juta ton pada tahun 2014. Pada tahun 2015 ini, Adaro mencanangkan produksi 57.000.000 juta ton.
Tinggalkan Balasan