Pelatihan CSR – Kota Bandung masih menyimpan potensi ribuan program tanggung jawab sosial dan lingkungan dari perusahaan (CSR). Selama dua tahun terakhir, program tanggung jawab sosial dan lingkungan yang diwadahi Pemkot Bandung melalui Forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) hanya diikuti sekurangnya 100 perusahaan dari 4 ribu perusahaan yang ada di Kota Bandung. “Perusahaan di Kota Bandung masih banyak yang belum memahami, yang ikut TJSL rata-rata 125 perusahaan. Sementara total semua ada 4 ribu kurang lebih, berarti hanya 3%. Nah, pengurus sekarang ini saya targetkan mudah-mudahan bisa 5%,” kata Ketua Forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Binsar Parasian Naipospos, di Bandung, Selasa, 24 Juli 2018.

Melalui Perwal Nomor 354 Tahun 2014, Forum TJSL dibentuk untuk membantu mewadahi program tanggung jawab sosial perusahaan yang ada di Kota Bandung. Isinya terdiri dari akademisi, SKPD, perusahaan, hingga kewilayahan.

Saat ini, posisi pengurus periode 2018-2022 diketuai Binsar dari perwakilan Institut Teknologi Bandung, dan wakilnya dari Universitas Pasundan, Yuce Sariningsih. Adapun Wali Kota Bandung menjadi pembina.

Forum TJSL bertugas untuk membantu wali kota dalam mengkoordinasikan perencanaan hingga pembinaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan dari berbagai perusahaan.

Namun, kata Binsar, orientasi tentang forum yang dibentuk 2014 ini masih lemah. Hasil dari studi yang dilakukan oleh Universitas Padjadjaran menyatakan tidak semua perusahaan yang ada di Kota Bandung memahami apa itu Forum TJSL.

Selama ini, kata dia, ada dua mekanisme. Ada perusahaan yang tidak punya ide, tetapi punya uang. “Sehingga kadang-kadang uangnya ini diserahkan. Yang kedua, mereka itu punya program, tetapi bingung mau diapakan,” katanya.

Dengan adanya forum itu, forum akan membantu salah satunya dengan pengembangan laman TJSL, dan akan dikoneksikan dengan perusahaan yang di Kota Bandung. Masalah lain, banyak perusahaan yang belum paham tentang cara membuat proposal.

“Nanti template-nya (proposal) kita buat, biar standar. Mereka tinggal isi, dan forum tidak pegang uang. Semua pembangunan dilakukan perusahaan itu. Tetapi kita juga punya SKPD teknis yang punya RPJMD,” tuturnya.

Misalkan terkait perkerasan jalan, teknik perkerasannya akan dikonsultasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung. Jadi teknis pelaksanaan sesuai dengan cara yang dilakukan oleh SKPD supaya berkualitas.

Termasuk pembuatan MCK yang sering dibantu perusahaan, akan disesuaikan dengan standar Dinas Pekerjaan Umum. Jika bantuan program terkait taman, Forum TJSL akan mendampinginya dengan Dinas Pertamanan Kota Bandung.

“Kebanyakan perusahaan tahunya CSR itu hanya taman, infrastruktur. Padahal bukan. Misalkan membuat capacity building. Perusahaan melatih penduduk sekitarnya keahlian, sesuai dengan kompetensi dari perusahaan tersebut. Bisa juga dalam bentuk memberikan penguatan kepada masyarakat, misalnya membantu di luar kompetensi, terkait kebudayaan, kesenian, membantu olahraga, remaja, pemuda,” katanya.

Untuk menyosialisasikan forum itu, akan diadakan roadshow ke kewilayahan. Dengan membagi 6 wilayah sebagai lokasi kegiatan di Kota Bandung, perusahaan sekitar akan dikumpulkan dan mendapat penjelaskan tentang menjelaskan format proposal program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

“Jadi, kami akan menerima masukan, apa yang mesti diperbaiki. Jadi forum ini bukan executive agency, bukan pelaksana, forum ini adalah mediator,” katanya.