Sediakan dana dan pendampingan, CSR Pertamina ringankan beban UMKM selama pandemi

Pelatihan CSR – Di tengah suasana peringatan kemerdekaan Indonesia ke-75, para pebisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) justru tengah kepayahan menghadapi pagebluk korona. Tak mau tinggal diam, sejumlah korporasi turun tangan turut membebaskan mereka dari belenggu pandemi, salah satunya PT Pertamina (Persero). Lewat jalur corporate social responsibility (CSR), Pertamina menyediakan dana kemitraan lebih dari Rp 580 miliar tahun ini.

Sejak lama, CSR Pertamina memang mengusung program kemitraan untuk meningkatkan kemampuan UMKM. Program ini menyasar beberapa sektor UMKM seperti sektor industri, yakni sektor perikanan, perkebunan, perdagangan, pertanian, jasa dan lainnya.

Vice President CSR & SMEPP PT Pertamina Arya Dwi Paramita menjelaskan, pihaknya telah mendorong lebih dari 63.000 mitra binaan di 34 provinsi seluruh Indonesia. Mitra binaan CSR Pertamina ini tersebar ke dalam 12 region Pertamina yang mencakup delapan unit operasi (MOR) dan empat area Refinery Unit (RU) Pertamina.

Saban tahun, Pertamina mengucurkan dana program kemitraan kepada UMKM. Nah, seperti sudah disebut, khusus tahun ini,  CSR Pertamina menyiapkan anggaran kemitraan lebih dari Rp 580 miliar.

Selama pademi, tentu saja, dukungan Pertamina sangat membantu para UMKM bertahan. Tapi, lebih dari itu, kata Arya, program kemitraan ini menyasar tujuan yang lebih berkelanjutan, yakni menumbuhkan daya saing serta membentuk UMKM yang tangguh dan mandiri.

Salah satu sokongan Pertamina melalui program kemitraan adalah bantuan permodalan. Bantuan ini berbentuk pinjaman lunak untuk UMKM dengan biaya jasa administrasi 3% per tahun. Pertamina menerapkan sistem saldo menurun selama jangka waktu pengembalian pinjaman.

Ada pula bantuan sertifikasi UMKM untuk menjamin kelancaran usaha. Bentuk sertifikasi yang disediakan Pertamina dapat berupa sertifikasi halal, barcode, maupun sertifikasi lainnya.

Sejumlah mitra binaan UMKM merasakan dampak positif kehadiran program kemitraan CSR Pertamina tersebut. Chairul Fajar, Pemilik Halalmart Balikpapan bilang, bantuan modal dari program kemitraan CSR Pertamina membantu kegiatan mereka di masa sulit saat pandemi Covid-19.

Halalmart Balikpapan menjual berbagai produk obat dan vitamin herbal seperti andrographis centella, bilberry, dan spirulina. UMKM yang berdiri sejak 2018 ini beroperasi di Desa Gunung Samarinda, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Di masa pandemi, permintaan produk Halalmart meningkat seiring kesadaran masyarakat menerapkan gaya hidup sehat. “Bantuan Pertamina bisa meningkatkan omzet penjualan Halalmart dalam beberapa waktu ke depan,” kata dia, Senin (17/8).

 

Halalmart Balikpapan berharap dapat memperluas jaringan pemasaran, mengingat program kemitraan CSR Pertamina juga memberikan fasilitas promosi dan pengembangan pasar bagi peserta.

Sementara, Darul Mahbar, penjual jahe merah dan temulawak asal Jakarta, juga mendapatkan kesempatan mengikuti pameran UMKM dan bantuan pemasaran melalui kegiatan sosial dan promosi online yang didukung tim CSR Pertamina. “Dengan dukungan dan bantuan itu, penjualan saya selama masa pandemi dapat meningkat sampai 50%,” imbuh dia.

Darul menyadari persaingan usaha penjualan jahe merah dan temulawak cukup tinggi di periode pandemi, meski di saat yang sama permintaan terhadap produk ini terbilang tinggi. Untuk itu, pihaknya berupaya mempertahankan kualitas dan selalu berinovasi mengeluarkan produk baru.

Mulai merintis usaha jahe merah dan temulawak sejak 2008 silam, Darul mampu memperluas jaringan pemasaran hingga hampir di seluruh kota besar di Indonesia.

Catatan saja, UMKM memiliki peran kunci dalam perekonomian nasional.  Data 2018 memperlihatkan, jumlah UMKM mencapai 64,19 juta unit. Selama ini, UMKM menjadi tulang punggung perekonomian dengan menyumbang 60% Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Artinya, menyelamatkan UMKM nasional sama dengan memerdekakan perekonomian nasional dari belenggu pandemi Covid-19.