Smart city branding yang belum lama ini digaungkan Pemkot Samarinda, akan digarap dengan menghimpun corporate social responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan. Yakni, agar bisa membantu fasilitas brand Kota Tepian sebagai kota berbasis wisata, pendidikan, perdagangan, dan jasa.Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail menuturkan, pemerintah akan memberi waktu kepada perbankan, terkait penyikapan terhadap CSR yang bakal dihimpun melalui bank-bank yang ada untuk bisa membiayai dalam penyusunan master plan smart city.“Akan diberi waktu yang cukup. Itu tak singkat. Mungkin sekira dua bulan. Apalagi ini dalam suasana Ramadan, dan masih dalam perlambatan ekonomi. Tapi, CSR akan selalu ada, walau dulu biasanya besar, sekarang cenderung kecil, karena sedang dalam perlambatan ekonomi,” urai dia, ditemui di Balai Kota Samarinda beberapa waktu lalu.
Dia menegaskan, CSR merupakan ketentuan yang hukumnya wajib bagi perusahaan. CSR yang sudah dilakukan perusahaan, yang dihimpun perbankan, akan menghasilkan smart city. Kemudian, diharap memberi dampak pertumbuhan ekonomi, yang nantinya juga akan dirasakan perbankan.
“Pemkot juga dulu sempat sulit mengadakan perlengkapan fasilitas semisal bak sampah, maupun mobil pengangkut sampah. Setelah dibicarakan dengan BI (Bank Indonesia), lalu dikumpulkan CSR dari perbankan. Kemudian, masing-masing melakukan dukungan untuk fasilitas yang bernilai besar, akhirnya berdampak pada solusi pembangunan kota,” terangnya.
Sekarang, lanjut wali kota Samarinda dua periode ini, pemerintah tak meminta pembiayaan, sebab APBD yang masih bisa membiayai. “Smart city ini, bukan hanya soal uang pihak swasta. Tapi, juga keterlibatan swasta agar bisa melengkapi kehendak masyarakat melalui dunia usaha secara tepat,” ujarnya.
Diketahui, rencana pelaksanaan Samarinda smart city branding dipaparkan pada 16 Juni di BI Kaltim, yang dihadiri pemerintah kota maupun kalangan terkait. Samarinda smart citytersebut digagas agar ibu kota Kaltim dapat mendapat persepsi sebagai kota yang aman, makmur juga sebagai tujuan wisata, pendidikan, perdagangan, jasa, dan lainnya. Samarinda dianggap memiliki potensi besar untuk menjadi waterfront city terdepan di Kalimantan, dengan indeks pembangunan manusia (IPM) 78,39 > IPM Nasional (lebih dari rata-rata nasional). (mon/lhl/k15)
Tinggalkan Balasan