Pelatihan CSR – Lurah Gondang Eko Kusdaryati membantah jika Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan dana yang besar atau boros untuk membuat mural atau mengecat media jalan menjadi warna-warni yang ada di kawasan Pasar Rebo. Median jalan tersebut waranya kini sudah kembali seperti semula menjadi hitam-putih.”Buat ngecat warna-warni juga kita dapet dari dana paint juga, jadi enggak semua. Kan kalau beritanya marka makan anggaran cat segala macem. Kalau kami di wiliyah cat itu banyak dari CSR, untuk momen kaya gini itu ada surat edarannya ya, untuk memperindah kantor, fasum dan kaya cat pot itu kan enggak sepenuhnya dari Pemprov,” katanya saat berbincang dengan merdeka.com di kantor Kelurahan Gondang, Jakarta Timur, Selasa (14/8).
“Kalau anggaran itu enggak full dan emang ada. Buat ngecat itu anggaran ada untuk setahun dua kali, itu tidak untuk trotoar aja tapi buat fasum juga. Dan nominalnya itu sekitar puluhan juta juga,” tambahnya.
Lalu, Eko mengaku sudah melaporkan hal itu kepada Asisten Pembangunan Pemprov DKI Jakarta Asbang terkait soal pengecatan median jalan. Dan hal itu pun diperbolehkan atau dipersilakannya.
“Tahun lalu sudah (laporan). Karena tahun lalu pak Asbang (Asisten Pembangunan) ya sudah bu lakukan sampai perbatasan Tanjung Barat yang di Elang Bondol, tahun lalu itu sudah kita lakukan. Kemaren pak Asbang itu, ya udah enggak apa-apa. Saya sempet laporan juga ke ajudan pak wali yang lama dan katanya ya udah enggak apa-apa,” ujarnya.
Karena adanya kritikan dari para netizen terkait soal pengecatan median jalan, dirinya pun mengkritik balik kepada para netizen yang menurutnya kurang piknik dan kurang terlalu jauh mainnya.
“Sebenarnya yang enggak paham itu netizennya, jadi yang dibuli itu pak Gubernurnya. Sebenarnya yang saya sayangkan seperti itu,” ucapnya.
“Netizen maennya kurang jauh sih nie. Ini tuh ada di luar negeri, dan ini namanya median jalan bukan marka jalan (sambil nunjukin gambar). Yang diatur itu marka jalan bukan median jalan. Coba deh cari aturan soal median jalan, kalau ada sini kita bedah bareng,” sambungnya.
Menurutnya, di zaman Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta itu tidak dipermasalahkan soal pengecatan warna-warni median jalan.
“Sebelumnya juga ini tuh enggak apa-apa pas zamannya pak Ahok. Dan ini enggak ada tanggapan dari Gubernur, karena Gubernur mau turun ke bawah kalau ada masalahnya aja,” ucapnya.
“Orang-orang yang bawel itu juga lewat situ kok. Tapi kalau kemaren saya kembaliin lagi warna itu karena kepatuhan dan loyalitas saya kepada pimpinan,” pungkasnya. [fik]
Tinggalkan Balasan