Untuk meningkatkan pengawasan dalam penyaluran Corporate Sosial Responsibility (CSR), Pemerintah Daerah Kotim, kamis (26/5) menggelar pembentukan forum CSR Kotim, yang di ikuti oleh perwakilan pihak perusahaan perkebunan besar sawit Kotim, sejumlah instansi terkait, LSM dan juga Media.Dibentuknya forum CSR tersebut, diinginkan agar lebih memudahkan penyaluran CSR yang selama ini terlihat kesannya tidak transfaran, sehingga belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat.“Kita ingin dibentuknya forum ini dengan melibatkan pihak SKPD, Perusahaan, DPRD, LSM dan Media, agar hal positifnya juga bisa terangkat, selama ini kita hanya mengetahui hal yang kurang baiknya terhadap penyaluran CSR tersebut,”ungkap Halikin Noor, Assisten II Pemda Kotim, selaku pimpinan rapat.
Selain itu dengan dibentuknya forum CSR tersebut, diinginkan untuk penyaluran bantuan bisa merata dan tidak hanya dirasakan oleh Desa yang berdekatan dengan perusahaan, namun juga desa-desa tetangga lainnya.
“Memang desa sekitar prioritas, contoh ada desa yang dikelilingi perusahaan sehingga desa itu diuntungkan dengan mendapatkan bantuan CSR, namun kita ingin jangan sampai satu desa tertentu yang mendapatkan keuntungan, namun kita ingin ada pemerataan, sehingga semua desa bisa merasakan CSR dengan adanya keberadaan Investor di daerah ini,”kata Halikin.
Dengan terbentuknya forum CSR tersebut, anggaran yang disediakan juga khusus dianggarkan melalui APBD, bukan didanai oleh CSR, hal ini dilakukan agar penyaluran CSR benar-benar murni untuk kepentingan masyarakat.
Hal lainnya yang juga menjadi masukan dalam forum tersebut, peran investor dalam hal pendidikan juga belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat, terutama yang diperkotaan yang juga butuh saluran bantuan CSR perusahaan yang ada di Kotim.
“Selama ini untuk di kota, kita hanya sekian persen mendapatkan bantuan, itupun kebanyakan dari pihak BANK Swasta di Kota ini, bukan dari CSR perusahaan.Baik Perpustakaan dan juga perguruan tinggi di sini juga penting mendapatkan perhatian untuk mendapatkan buku-buku sesuai kurikulum pelajarannya,”ungkap Arifin, perwakilan dari perguruan tinggi di Sampit.
Hal lainnya seperti kebutuhan Tenaga kesehatan, yang mana juga masih kurang mendapatkan dukungan oleh seluruh perusahaan didaerah ini, sehingga mereka sulit mencari pekerjaan.
“kita minta tenaga bidan di daerah ini juga harus dibantu perusahaan untuk dipekerjakan, karena selama ini mereka masih kesulitan mencari pekerjaan, dan saya yakin dalam pertemuan ini akan sangat bermanfaat bagi kita semua,” pungkasnya.
Setelah melalui pembahasan yang singkat, akhirnya dengan kesepakatan bersama Forum CSR dibentuk dengan melibatkan semua pihak baik itu dari Pemerintah Daerah, DPRD, Media dan juga LSM, dengan tujuan, agar manfaat CSR di Kotim benar-benar merata dan bisa dirasakan oleh masyarakat dalam membangun Kotim lebih baik lagi kedepannya. c-ilm
Tinggalkan Balasan