Pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak di berbagai lini kehidupan, salah satun yang paling tparah adalah sektor ekonomi. Banyak yang kehilangan pekerjaan maupun usahanya, sehingga berpotensi memunculkan warga miskin baru. Untuk mengatasi angka kemiskinan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berinovasi dengan meluncurkan aplikasi Silap (Sistem Pelaporan Online) Corporate Social Responsibility (CSR).

Aplikasi ini diresmikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Selasa (2/3). Silap CSR dimaksudkan untuk memudahkan dan mempercepat pelaporan program atau kegiatan dan rencana pelaksanaan program CSR oleh perusahaan, BUMN dan BUMD.

“Mudah-mudahan Silap-CSR bisa terkonsolidasi dengan baik,” ujar Ganjar usai rapat evaluasi Desa Dampingan  di Gedung Gradhika Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah.

Menurutnya, pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah sudah dilakukan melalui sejumlah program. Di antaranya adalah Desa Dampingan, Satu OPD Satu Desa. Saat ini sudah dilakukan evaluasi terhadap program tersebut.

“Ini Pak wagub sudah melakukan evaluasi untuk tiap OPD (organisasi perangkat daerah) yang mendampingi desa miskin. Rasa-rasanya hasilnya ada, tapi belum menggembirakan, karena ada Covid-19. Jadi ke depan gerakannya perlu dilebarkan,” papar Ganjar.

Guna mengatasi kemiskinan, Ganjar mendorong OPD untuk bisa menjembatani kerja sama pihak lain, seperti BUMN, BUMD, perguruan tinggi, dan perusahaan. Sehingga semua pihak bisa saling bersinergi untuk membantu mengurangi angka kemiskinan.

Ganjar pun meminta dinas sosial benar-benar menyiapkan data valid tentang masyarakat miskin di Jateng. “Komunikasi dengan mensos, kalau perlu sampai wapres. Dan prioritaskan mereka (desa) yang berada di paling bawah,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menuturkan, evaluasi kali ini sebenarnya untuk merumuskan terkait program pendampingan desa oleh OPD. Sebab, sejak tahun lalu, Covid-19 menjadi kendala utama.

“Sebenarnya sudah ada penurunan. Tapi karena pandemi Covid-19, ada kenaikan dari 750 desa menjadi 764, karena kondisinya seperti ini. Jadi, kita benar-benar assesment lagi,” papar dia.

Sampai saat ini sejumlah program pengentasan kemiskinan terus digenjot. Selain pendampingan Satu OPD Satu Desa, juga melalui Silap-CSR yang baru saja di-launching.

Aplikasi baru ini, kata wagub, akan memudahkan pemprov untuk mengarahkan program-program CSR dalam membantu penanganan kemiskinan di Jateng. Sehingga bisa lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat miskin.

Program yang dijalankan arahnya bukan sekadar fisik, seperti rehab rumah tak layak huni (RTLH), jambanisasi dan lain-lain. Tapi juga program pemberdayaan, seperti pelatihan-pelatihan kepada masyarakat.

“Aplikasi (Silap-CSR) ini untuk memudahkan kami mengarahkan CSR dalam membantu penanganan kemiskinan. Bukan mengambil, tapi mengarahkan ada berapa nominal dan akan diarahkan ke bidang apa,” pungkas wagub.(Eno)